Ni Sob jika ad tugas pkn mencari ideologi ini dia sob lengkap
Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
Pancasila Sebagai
Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memiliki dimensi sebagai berikut:
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memiliki dimensi sebagai berikut:
Dimensi idealis; yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang
terkandung dalam lima sila Pancasila : Ketuanan, kemanusiaa, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
Dimensi normatif; yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem normatif, sebagaimana terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945 yang memilki kedudukan tinggi yang di dalamnya memuat
Pancasila dalam alinea IV
Dimensi realitas; yaitu suatu ideologi harus mampu
mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Pancasila Sebagai
Suatu Sistem Filsafat
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah satu-kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu, lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah satu-kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu, lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Satu kesatuan bagian-bagian
- Bagian-bagian tersebut
mempunyai fungsi sendiri-sendiri
- Saling berhubungan, saling
ketergantungan
- Kesemuanya dimaksudkan untuk
mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
- Terjadi dalam suatu lingkaran
yang komplek.
Pancasila Sebagai
Suatu Sistem Nilai
Pengertian Nilai
Pengertian Nilai
Di dalam Dictionary of Sociology
an Related Sciences dikemukakan
bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Jadi nilai
itu pada hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek.
Hierarki Nilai
Hierarki Nilai
Max Scheler membagi nilai berdasarkan tingkatan
(tinggi rendah) yaitu:
Nilai-nilai kenikmatan.
Nilai-nilai kenikmatan.
Nilai-nilai kehidupan
Nilai-nilai kejiwaan
Nilai-nilai kerohanian
Notonegoro membagi nilai menjadi tiga, yaitu:
Nilai material
Nilai material
Nilai vital
Nilai kerohanian
Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas empat
macam, yaitu:
Nilai kebenaran
Nilai kebenaran
Nilai keindahan atau nilai estetis
Nilai religius
Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila 1 sampai sila 5
Pancasila merupakan cita-cita dan harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan
diwujudkan dalam kehidupannya. Ia merupakan harapan, cita-cita tetapi sekaligus
adalah kenyataan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu mempunyai
tingkatan dan bobot yang berbeda, namun nilai-nilai itu tidak saling
bertentangan. Akan tetapi nilai-nilai itu saling melengkapi.
Fungsi Teoritis Dan Praktis Pancasila Sebagai Filsafat
Fungsi Teoritis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat; bahwa suatu sistem filsafat adalah merupakan suatu sistem pengetahuan dan pengertian yang terdalam serta menyeluruh sehingga bersifat universal
Fungsi Teoritis Dan Praktis Pancasila Sebagai Filsafat
Fungsi Teoritis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat; bahwa suatu sistem filsafat adalah merupakan suatu sistem pengetahuan dan pengertian yang terdalam serta menyeluruh sehingga bersifat universal
Fungsi Praktis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat;
yaitu seluruh aspek
dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara merupakan hasil derivasi
nilai-nilai Pancasila.
Kapitalisme
Secara bahasa, kapitalisme adalah paham tentang kapital
(modal). Jika dikembangkan lebih lanjut, maka Kapitalisme berarti paham ekonomi
yang didasarkan pada penginvestasian uang dalam rangka menghasilkan uang.
Kapital tidak harus berupa uang, tetapi aset-aset lain (misalnya tanah,
bangunan, kendaraan) yang bisa diinvestasikan untuk menghasilkan uang. Uang
yang dihasilkan dari investasi tersebut kembali digunakan untuk investasi untuk
menghasilkan uang.
Kapitalisme terdiri atas 3
varian, yaitu Kapitalisme Pedagang, Kapitalisme Produksi, dan Kapitalisme
Finansial. Kapitalisme Pedagang (Merchant Capitalism) termasuk jenis
Kapitalisme yang paling tua. Kapitalis (pelaku permodalan) menginvestasikan
hartanya untuk mencari barang yang langka dan memiliki keuntungan jika
diperdagangkan. Investasi tidak harus berupa uang, melainkan dapat termasuk
kendaraan, barang kebutuhan primer, barang berharga, dan sejenisnya. Kapitalisme
Pedagang menuntut pembukaan pasar yang nantinya akan dilakukan monopoli
atasnya.
Kapitalisme Produksi
(Production Capitalism) dilakukan oleh Kapitalis yang memiliki alat dan cara
produksi. Bentuk yang paling dikenal adalah “pabrik.” Pabrik digunakan untuk
memproduksi barang tertentu, untuk kemudian dipasarkan. Untuk memproduksi
barang, pemilik pabrik membutuhkan pekerja (labor). Labor ini sekaligus juga
konsumen dari barang yang mereka produksi. Barang yang dihasilkan ditukar
dengan uang di “pasar” (market). Keuntungan dari penjualan digunakan Kapitalis
untuk diinvestasikan ke dalam pabriknya, ataupun pada kegiatan lain. Uang, cara
produksi, alat produksi, pasar, profit, dan uang, adalah konsep-konsep kunci
untuk menganalisis Kapitalisme Produksi ini.
Kapitalisme Keuangan
(Financial Capitalism) merupakan bentuk terbaru dari Kapitalisme. Dalam
Kapitalisme Keuangan, modal diinvestasikan bukan ke dalam bentuk barang, tenaga
kerja, atau pabrik. Uang diinvestasikan ke dalam sellisih uang. Komoditas produksi
Kapitalisme Keuangan adalah saham dan nilai tukar uang (valuta). Pasar dalam
kegiatan Kapitalisme Keuangan adalah “bursa efek.” Kapitalisme Keuangan inilah
yang kerap menciptakan devaluasi (penurunan) nilai mata uang dunia.
Sosialisme
Sosialisme tumbuh sebagai
kritik atas Kapitalisme, khusnya Kapitalisme Produksi. Menurut Michael Newmann,
Sosialisme adalah ideologi yang minimal ditandai oleh : (1) komitmennya untuk
menciptakan masyarakat yang egalitarian (sama); (2) Seperangkat kepercayaan
bahwa orang bisa membangun sistem egalitarian alternatif yang didasarkan pada
nilai-nilai solidaritas dan kerjasama; (3) pandangan yang optimistik yang
memandang manusia dan kemampuannya dapat bekerja sama antara satu dengan
lainnya, dan (4) keyakinan bahwa adalah mungkin untuk membuat perubahan secara
nyata di dunia ini melalui agen-agen yang terdiri atas mereka-mereka yang
sadar.
Sosialisme, sama seperti
Kapitalisme, memiliki “pecahan.” Sosialisme sendiri adalah konsep induk dari
ideologi-ideologi yang muncul kemudian, di mana satu sama lain kerap bertolak
belakang dalam kegiatannya. Ideologi-ideologi tersebut adalah Sosialisme
Utopia, Marxisme, Komunisme, Anarkisme, Sosial Demokrasi, dan sejenisnya.
Liberalisme
Liberalisme berkembang
sejalan dengan Kapitalisme. Perbedaannya, Kapitalisme berdasarkan determinisme
Ekonomi, sementara Liberalisme tidak semata didasarkan pada ekonomi melainkan
juga filsafat, agama, dan kemanusiaan. J. Salwyn Schapiro menyatakan bahwa
Liberalisme adalah “… perilaku berpikir terhadap masalah hidup dan kehidupan
yang menekankan pada nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritas, dan
bangsa.”
Lebih lanjut, Schapiro
menjelaskan serangkaian prinsip dari Liberalisme yaitu : (1) keyakinan mengenai
pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diharapkan; (2) semua
manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang dimaksudkan bagi
kemerdekaan sipil; (3) tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah
mempertahankan kebebasan, persamaan, dan keaman dari semua warga negara; (4) adanya
kebebasan berpikir dan berekspresi; (5) liberalisme yakin akan adanya kebenaran
yang obyektif, bisa ditemukan melalui kegiatan berpikir menurut metode riset,
eksperimen, dan verifikasi; (6) agama merupakan hal yang harus ditoleransi; (7)
liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia, dan; (8) kaum liberal adalah
mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) melalui praktek-praktek yang
dipertimbangkan.
Liberalisme terutama
berkembang di Inggris, terutama sejak Glorious Revolution, di mana Kekuasaan Monarki
Absolut Inggris dibatasi. Tokoh liberalisme adalah John Locke dan John Stuart
Mill. Locke melalui karyanya Two Treatises of Government mensyaratkan tujuan
pemerintahan untuk melindungi hak milik yang diperintah. Sementara John Stuart
Mill melalui karyanya On Liberty, yang mengawali sistem demokrasi dengan
mekanisme suara terbanyak.
Neoliberalisme
Pada perkembangannya,
ideologi Liberalisme terpecah. Satu lebih mendekati Sosialisme, dan lainnya
mendekati kapitalisme (ekonomi). Neoliberalisme adalah pecahan ideologi
Liberalisme yang mendekati kapitalisme, sementara yang mendekati sosialisme
disebut sebagai New Liberalism (Liberalisme Baru). Ideologi Neoliberalisme ini
yang dituding menunggangi aksi militer Amerika Serikat dan sekutunya di Timur
Tengah dan Asia Selatan.
Neoliberalisme adalah cara
pandang kebijakan yang menekankan pada kebutuhan untuk adanya kompetisi pasar
yang bebas (free market competition). Liberalisme sekaligus merupakan ideologi
(seperangkat gagasan yang terorganisir) dan praktek (seperangkat kebijakan).
Beberapa prinsip Neoliberalisme adalah:
§ keyakinan bahwa perkembangan
ekonomi yang berkelanjutan adalah penting untuk mencapai kemajuan umat
manusia,
§ kepercayaan diri bahwa pasar
bebas adalah tempat alokasi sumber daya yang paling efektif;
§ penekanannya pada peran
minimal intervensi negara dalam hubungan sosial dan ekonomi, dan
§ komitmennya pada kemerdekaan
perdagangan dan permodalan.
§ Neo Liberalisme kerap
dikaitkan dengan globalisasi, yang mengindikasi penguatan dalam arus modal dan
perdagangan dunia. Ini mengakibatkan beralihkan perimbangan kekuasaan dari
negara kepada pasar. Pemerintah pada titik ini memiliki sedikit pilihan, dan
memutuskan untuk mengadopsi kebijakan Neoliberal dalam rangka mencapai daya
saing ekonomi.
Neoliberal, sebab itu,
memberi kepercayaan yang demikian besar kepada perusahan-perusahan untuk
berinvestasi dan “memperluas” usaha. Dampak dari kebijakan Neoliberal adalah,
negara yang tidak memiliki daya saing ekonomi akan tunduk pada pemodal dari
negara lain. Kondisi ini kemudian menciptakan ketergantungan dan kemiskinan di
negara tanpa daya saing tersebut.
Fundamentalisme
Jika sosialisme, liberalisme,
kapitalisme, dan neoliberalisme menekankan pada aspek pemikiran sekular, maka
fundamentalisme menekankan pada aspek non-sekular. Kerap kali fundamentalisme
tidak saja terjadi di dalam kelompok Islam melainkan juga di kelompok-kelompok
Kristen dan Yahudi.
Fundamentalisme dari kelompok
agama muncul akibat semakin duniawinya pola hidup masyarakat, kegagalan kapitalisme
dan liberalisme dalam menciptakan keadilan sosial, dan ancaman-ancaman
modernisasi yang semakin mendesak kehidupan beragama.
Fundamentalisme dalam
kelompok Islam dapat disebutkan Ikhwan al-Muslimin, berdiri di Mesir tahun
1924. Pendirinya, Hasan al-Banna adalah seorang guru sekolah. Ikhwan
al-Muslimin mendominasi pemikiran politik Sunni di sepanjang era 1970-an dan
1980-an di Mesir, Sudan, Syria, dan Yordania. Kelompok yang mewakili Syiah
adalah Fadayan-I Islam, yang berdiri tahun 1940-an di Iran. Kelompok ini
didirikan oleh Navab Safavi dan mengalami pelarangan oleh pemerintah Shah Irah
tahun 1956. Fadayan-I Islam kembali bangkit pasca keberhasilan Revolusi Islam
Iran di bawah pimpinan Ayatollah Khalkhali.
Pemikiran-pemikian kelompok
di atas banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti Sayyid Qutb (1906-1966),
Abul A’la al-Mawdudi (1903-1979). Mawdudi ini kemudian berhasil mendirikan
Jama’ah Islamiyah tahun 1972. Basis gerakan Jama’ah Islamiyah adalah di
Pakistan, di mana kelompok ini berusaha mengubah sistem politik Pakistan
menjadi Sistem Politik Islam. Bimbingan pemerintahan Islam yang akan
dilangsungkan di Pakistan memiliki kerangka teoretis di dalam karya Mawdudi,
Khilafah dan Kerajaan.
Ayatullah Ruhollah Khomeini
merupakan pemimpin fundamentalis Syiah di Iran. Ia berhasil memimpin Revolusi
Islam Iran tahun 1979 dan menggulingkan kekuasaan Shah Iran. Khomeini kemudian
mendidirikan pemerintahan Islam yang didasarkan atas Syiah Itsna Asy’ariyah
(Syiah Imam Dua Belas). Sementara Imam ke-12 (Al Mahdi Al Muntazzar) masih
dalam kondisi ghaib, pemerintahan sementara dipegang oleh Wilayatul Faqih.
Wilayatul Faqih adalah pemerintahan yang dianggotai para Ulama Syiah dan
memiliki kekuasaan tertinggi di dalam pemerintahan sehari-hari.
Fundamentalisme
kelompok-kelompok Kristen dapat ditelusuri hingga ke saat Pasca Civil War
(akhir 1800-an). Kelompok-kelompok Kristen di Amerika Serikat merasa mendapat
ancaman terhadap doktrin beragama setelah mewabahnya imigrasi, industrialisasi,
Darwinisme, dan sosialisme. Pada tahun 1960-an, para pengkhotbah dari kelompok
fundamentalis mulai tampil di televisi-televisi, dan mereka bicara isu-isu
politik.
Salah satu kelompok
fundamentalis Kristen yang terkemuka adalah Moral Majority, didirikan di
Amerika Serikat tahun 1979 oleh Reverend Jerry Falwell. Isu-isu yang
dikembangkan kelompok ini adalah anti-aborsi, mendirikan rumah bagi orang-orang
miskin, sakit, dan rehabilitasi pecandu alkohol. Mereka juga menekan pemerintah
untuk menerbitkan undang-undang pelarangan judi, pornografi, prostitusi, dan
melarang kerja pada hari Minggu. Kelompok fundamentalis Kristen secara keras
menolak pengajaran Darwinisme di sekolah-sekolah, oleh sebab bertentangan
dengan ajaran kitab suci yang menekankan pada Kreasionisme.
Fundamentalis kelompok Yahudi
diwakili Zion (orangnya Zionis). Gerakan mereka adalah mendirikan negara Yahudi
di Palestina, yang menurut Talmud adalah Tanah yang Dijanjikan Tuhan kepada
bangsa Yahudi. Tokoh Zion adalah Theodore Herzl, seorang Yahudi yang hidup di Basel,
Swiss, yang mendirikan Zion tahun 1918. Tahun 1948, Zion berhasil mendirikan
negara Yahudi di Palestina lewat bantuan Inggris.
Kelompok fundamentalis Yahudi
semakin kuat setelah Perang 6 Hari pada tahun 1967. Perang antara Israel
melawan aliansi Mesir, Yordania, dan Suriah ini dimenangkan oleh Israel. Israel
berhasil menguasai wilayah Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza dari Mesir, Dataran
Tinggi Golan dari Suriah, dan Tepi Barat juga Yerusalem Timur dari
Yordania.
Sementara Zion kemudian
terpecah ke dalam 2 partai : Partai Likud dan Partai Buruh. Partai Buruh ini
lebih moderat dan mulai membicarakan kemerdekaan Palestina serta mengembalikan
wilayah yang direbut dalam Perang 6 Hari. Sementara itu, Partai Likud pun
terpecah ke dalam partai-partai fundamentalis yang lebih keras. Contoh dari
partai-partai tersebut adalah Partai Morasha dan Partai Kach. Partai Kach ini
dimotori oleh Rabbi Meir Kahane, bersifat violence, dengan tujuan mengusir
seluruh orang Palestina dari Tanah Israel. Namun, Partai Kach bersifat
minoritas di Israel, tetapi sangat agresif.
Konservatisme
Hal atau unsure yang terkandung di dalamnya, antara lain:
1. inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi kini dan masa lampau
2. filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang bersangkutan.
3. landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan yang ketat
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter
Hal atau unsure yang terkandung di dalamnya, antara lain:
1. inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi kini dan masa lampau
2. filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang bersangkutan.
3. landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan yang ketat
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter
Komunisme
Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang boleh dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin
1. inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.
2. landasan pemikiran : a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun tidak, b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep perbaikan untuk masa depan dan, d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.
3. system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator
Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang boleh dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin
1. inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.
2. landasan pemikiran : a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun tidak, b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep perbaikan untuk masa depan dan, d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.
3. system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator
Marxisme
Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya, barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu sendiri.
Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjdai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.
Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya, barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu sendiri.
Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjdai pusat ekonomi dunia, dan adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.
Tiga
hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah :
1. filsafat dialectical and historical materialism
2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)
3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.
Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika Hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification). Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan social-politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.
1. filsafat dialectical and historical materialism
2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)
3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.
Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode dialektika Hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification). Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang saling berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran kehidupan social-politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru.
Feminisme
1. Inti pemikiran : emansipasi wanita
2. Landasan pemikiran: bahwa wanita tidak hanya berkutat pada urusan wanita saja melainkan juga dapat melakukan seprti apa yang dilakukan oleh pria. Wanita dapat melakukan apa saja.
3. System pemerintahan: demokrasi
1. Inti pemikiran : emansipasi wanita
2. Landasan pemikiran: bahwa wanita tidak hanya berkutat pada urusan wanita saja melainkan juga dapat melakukan seprti apa yang dilakukan oleh pria. Wanita dapat melakukan apa saja.
3. System pemerintahan: demokrasi
Fasisme
Semboyan fasisme, adalah “Crediere, Obediere, Combattere” (yakinlah, tunduklah, berjuanglah). Berkembang di Italia, antara tahun 1992-1943. setelah Benito Musolini terbunuh tahun 1943, fasisme di Italia berakhir. Demikian pula Nazisme di Jerman. Namun, sebagai suatu bentuk ideology, fasisme tetap ada.
Semboyan fasisme, adalah “Crediere, Obediere, Combattere” (yakinlah, tunduklah, berjuanglah). Berkembang di Italia, antara tahun 1992-1943. setelah Benito Musolini terbunuh tahun 1943, fasisme di Italia berakhir. Demikian pula Nazisme di Jerman. Namun, sebagai suatu bentuk ideology, fasisme tetap ada.
Fasisme
banyak kemiripannya dengan teori pemikiran Machiavelistis dari Niccolo
Machiavelli, yang menegaskan bahwa negara dan pemerintah perelu bertindak keras
agar “ditakuti” oleh rakyat. fasisme di Italis (=Nazisme di Jerman), sebagai
system pemerintahan otoriter dictator memang berhasil menyelamatkan Italia pada
masa itu (1922-1943) dari anarkisme dan dari komunism. Walaupun begitu,
kenyataannya adalah, bahwa fasisme telah menginjak-nginjak demokrasi dan hak
asasi.
1. Inti
pemikiran : negara diperlukan untuk mengatur masyarakat
2. filsafat : rakyat diperintah dengan cara-cara yang membuat mereka takut dan dengan demikian patuh kepada pemerintah. Lalu, pemerintah yang mengatur segalanya mengenai apa yang diperlukan dan apa yang tidak diperlukan oleh rakyat
3. landasan pemikiran : suatu bangsa perlu mempunyai pemerintahan yang kuat dan berwibawa sepenuhnya atas berbagai kepentingan rakyat dan dalam hubungannya dengan bangsa-bangsa lain. oleh karena itu, kekuasaan negara perlu dipergang koalisi sipil dengan militer yaitu partai yang berkuasa (fasis di Italia, Nazi di Jerman, Peronista di Argentina) bersama-sama pihak angkatan bersenjata
4. system pemerintahan (harus) : otoriter
2. filsafat : rakyat diperintah dengan cara-cara yang membuat mereka takut dan dengan demikian patuh kepada pemerintah. Lalu, pemerintah yang mengatur segalanya mengenai apa yang diperlukan dan apa yang tidak diperlukan oleh rakyat
3. landasan pemikiran : suatu bangsa perlu mempunyai pemerintahan yang kuat dan berwibawa sepenuhnya atas berbagai kepentingan rakyat dan dalam hubungannya dengan bangsa-bangsa lain. oleh karena itu, kekuasaan negara perlu dipergang koalisi sipil dengan militer yaitu partai yang berkuasa (fasis di Italia, Nazi di Jerman, Peronista di Argentina) bersama-sama pihak angkatan bersenjata
4. system pemerintahan (harus) : otoriter
Demokrasi
Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat.
Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat.
Sebenarnya
pemikiran untuk melibatkan rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman
dahulu. Di beberapa kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini,
seperti di Athena dan Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber
kepemimpinan ialah kehendak yang bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan
Aristoteles menjelaskan macam-macam pemerintahan, dengan berkata,“ada tiga mcam
pemerintahan: kerajaan, aristokrasi, republik, atau rakyat memagang sendiri
kendali urusannya.”
1.
inti pemikiran: kedaulatan ditangan rakyat
2. filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu: a. ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan yang benar, bahwa system ini dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan untuk kepentingan individu, b. unjustifikasi berbagai macam teori yang bersebrangan dengan prinsip demokrasi, c. opini umum dan pengaruhnya
3. landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah atau eksekutif.
4. system pemerintahan (harus) : domokrasi
2. filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam justifikasi ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu: a. ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan yang benar, bahwa system ini dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan untuk kepentingan individu, b. unjustifikasi berbagai macam teori yang bersebrangan dengan prinsip demokrasi, c. opini umum dan pengaruhnya
3. landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya sendiri lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pemerintah atau eksekutif.
4. system pemerintahan (harus) : domokrasi
Leninisme
Leninisme berasal dari
kata Lenin. Vladimir Ilyic Ulyanov atau yang lebih dikenal dengan
nama Lenin adalah murid Karl Marx. Ia adalah orang pertama yang menerapkan
ideologi Marx dalam kehidupan. Pada akhir abad ke-19, paham ini dibawa Lenin
dengan memainkan peran dan daya tarik pada kelompok kecil intelektual di Rusia.
Berkat usahanya, Lenin berhasil mendirikan Partai Buruh Sosialis Demokrat Rusia
pada tahun 1898 dalam kongres rahasia di Minsk. Pada kongres kedua (tahun
1903), partai pecah menjadi dua, yaitu Mensheviks (fraksi minoritas) dan
Bolsheviks (fraksi mayoritas). Mensheviks menginginkan perpanjangan masa
kehidupan kapitalisme di Rusia, sebelum sosialisme masuk.
Sebaliknya, Bolsheviks menginginkan Revolusi Sosialis harus dipercepat dengan
organisasi yang kuat, beranggotakan kaum revolusioner profesional. Pada 7
Oktober 1917, Lenin langsung memimpin revolusi kaum Bolsheviks dan berhasil
meruntuhkan Tsar (pemimpin Rusia). Menurut Lenin, Revolusi Oktober adalah
bagian dari revolusi dunia. Sejak saat itu, Rusia berubah menjadi Uni Soviet
yang komunis, sekaligus pusat komunisme internasional.
E. Trotskyisme
Trotskyisme berasal
dari nama pendirinya, Leon Trotsky (1879-1940). Ia memiliki ajaran mengenai
revolusi abadi. Isinya berupa pernyataan bahwa revolusi dapat berhasil dan
mendukung keinginan sosialnya bila revolusi itu meluas di luar batas Rusia.
Menurutnya, meluasnya revolusi sosialisme akan dapat mengatasi kekuatankapitalisme Eropa.
Trotsky tidak mendukung
kebijakan ekonomi baru kapitalis semu. Kebijakan ini telah dilaksanakan oleh
Stalin pada tahun 1921 dan dicetuskan kembali pada tahun 1928 oleh Stalin.
Menurut Trotsky, kegagalan kebijakan ekonomi tersebut untuk mempersatukan
petani dan menganjurkan semangat borjuis di antara pengusaha kecil. Hal ini
merupakan cermin kemunduran dalam perkembangan sosialisme di Rusia.
Selanjutnya, Trotsky mencetuskan kembali teori produksi dan distribusi secara
kebersamaan, yang diprakarsai oleh negara.
F. Stalinisme
Stalinisme berasal
dari nama Stalin (1879-1953). Ia adalah tokoh sosialis Soviet yang menguasai
negara pada tahun 1903-an. Menurut Stalin, sosialisme harus berada di satu
negara, yaitu Soviet. Bagi Stalin, Soviet harus menjadi benteng sosialisme,
yang merupakan model pembangunan sosialisme yang akan mengilhami kaum sosialis
di seluruh dunia. Tentu saja hal ini bertentangan dengan ide Trotsky, yang
menginginkan sosialisme meluas ke luar Rusia.
Selanjutnya, pada
tahun 1928 Stalin membuat program produksi pertanian secara kebersamaan dan
program pembangunan lima tahun pertama di Uni Soviet. Ditambah dengan
serangkaian program perkembangan lainnya, Stalin ingin menjadikan Uni Soviet
sebagai negara berkekuatan industri sekaligus militer. Akibatnya, jutaan petani
menjadi korban program pembangunan Stalin ini.
G. Maoisme
Maoisme berasal dari
nama Mao Zedong. Ia adalah pemimpin Partai Komunis Cina (PKC). Partai ini
didirikan oleh para profesor dari Universitas Peking pada tahun 1921. Maoisme
merupakan ideologi komunis di Tiongkok. Berbeda dengan komunisme di
negara-negara lain, Maoisme lebih mementingkan peran petani daripada buruh.
Karena kondisi Tiongkok menempatkan kaum buruh sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari kapitalisme. Mao Zedong membentuk tentara petani dan
menjalankan hal-hal berikut :
- Pendistribusian
kembali tanah, tujuannya untuk memberi keuntungan bagi para petani miskin.
- Membatasi
eksploitasi petani oleh tuan tanah dan para lintah darat.
- Melembagakan
pajak dan program kesejahteraan.
- Memperkuat
organisasi politik dan militer komunis.
Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari kata dasar anarki,
dan isme yang berarti paham, ajaran, atau ideologi. Kata
anarki merupakan serapan dari kata anarchy (bahasa Inggris)
dan anarchie (bahasa Belanda, Jerman, Perancis). Dalam bahasa
Yunani,archos/archia berarti pemerintah/kekuasaan. Bentukan a yang
berarti tidak/tanpa/nihil ditambah sisipan (N) jika diletakkan pada kata archia menjadi
kata anarki, yang artinya tanpa pemerintahan. Jadi, anarchos berarti
tanpa pemerintahan atau pengelolaan, koordinasi tanpa hubungan memerintah dan
diperintah, menguasai dan dikuasai, mengepalai dan dikepalai, mengendalikan dan
dikendalikan, dan sebagainya. Adapun anarkis merupakan orang yang mempercayai dan menganut anarki.
Secara keseluruhan, anarkisme berarti suatu paham yang mempercayai bahwa segala
macam bentuk negara, pemerintah, dengan kekuasaannya merupakan lembaga-lembaga
yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan. Oleh karena itu, negara,
pemerintah, dan perangkat-perangkatnya harus dimusnahkan.
Mikhail Bakunin
|
Anarkisme sangat
berhubungan dengan kekerasan danMikhail Bakunin (1814-1876). Ia
adalah seorang bangsawan Rusia. Menurutnya, kebebasan individu hanya dapat
diwujudkan secara sepenuhnya setelah negara dan lembaga-lembaga penopangnya
dapat dihancurleburkan. Anarkisme menjadi suatu pandangan yang berlebihan
terhadap kebebasan individu.
Dalam sejarahnya, para
anarkis sering kali menggunakan kekerasan sebagai cara yang ampuh untuk
memperjuangkan ide-idenya, dipergunakannya cara kekerasan dalam anarkisme
sangat berkaitan dengan gerak mereka yang mengesahkan kekerasan, penyerangan,
dan pengrusakan.
Demokrasi islam
Demokrasi islam adalah
ideology politik yang bertujuan untuk menerapkan prinsip prinsip agama islam
kedalam kebijakan public. Ideology ini muncul pada awal perjuangan pembebasan
atas daerah mandate britania atas palestina kemudian menyebar akan tetapi di
sejumlah Negara Negara dengan praktiknya telah mencair melalui gerakan
sekularisasi
Demokrasi Kristen
Demokrasi Kristen
adalah ideology politik yang bertujuan untuk menerapakan prinsip prinsip agama Kristen
kedalam kebijakan public. Ideology ini muncul pada awal abad ke 19 di eropa.
Pengaruh di Eropa dan Amerika latin akan tetapi dalam praktiknya di sejumlah
Negara Negara telah mencair melalui gerakan sekularisasi
Demokrasi social
Demokrasi social
adalah sebuah paham politik yang sering di sebut sebagai kiri atau kiri moderat
yang muncul pada akhir ke 19 berasal pada akhir abad ke 19 berasal dari gerakan
sosialisme
Gaullisme
Gaullisme adalah ideology politik prancis
yang didasari pada pemikiran dan tindakan Charles de gaulle
Tema utama dari
kebijakan luar negeri de gaulle adalah mengenai kemerdekaan nasional dengan
beberapa konsekuensi praktisnya yaitu dalam beberapa hal oposisi terhadap
organisasi internasional seperti NATO atau Komunitas Ekonomi Eropa
Luxemburgisme
Luxemburgisme (juga
ditulis Luxembourgisme) adalah paham teori Marxis dankomunisme secara spesifik
revolusioner berdasarkan tulisan-tulisan dari Rosa Luxemburg,Menurut MK
Dziewanowski terjadi penyimpangan dari tradisional Leninisme,
keterpengaruhandari Trotskyisme Bolshevik yang kemudian diadopsi oleh pengikutnya
sendiri. Luxemburgismemerupakan upaya melakukan tafsir atas ajaran Marxisme
yang berpengaruh terhadap revolusiRusia, Rosa Luxemburg temasuk pihak yang
mengkritik ajaran politik dari Lenin dan Trotsky,dengan konsep
"sentralisme demokratis" sebagai demokrasi.
Nazisme
Nazisme, atau secara resmi
Nasional Sosialisme (Jerman: Nationalsozialismus), merujuk pada sebuah
ideologi totalitarian Partai Nazi (Partai Pekerja Nasional-Sosialis Jerman,
Jerman:Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei atau NSDAP) di bawah
kepemimpinan Adolf Hitler. Kata Nazi jadi merupakan singkatan Nasional
Sosialisme atau Nationalsozialismus dibahasa Jerman. Sampai hari ini
orang-orang yang berhaluan ekstrim kanan dan rasisme seringdisebut sebagai
Neonazi (neo = "baru" dalam bahasa Yunani).
Islamisme
Islamisme adalah sebuah
paham yang pertama kali dicetuskan oleh Jamal-al-Din Afghaniatau Sayyid
Muhammad bin Safdar al-Husayn (1838 - 1897), umumnya dikenal sebagai
SayyidJamal-Al-Din Al-Afghani, atau Al-
Jamal Asadābādī
-Din sebagai paham politik
alternatif dalammenyatukan negara-negara termasuk di daerah Mandat Britania
atas Palestina yang mempunyaiakar budaya dan tradisi yang berbeda dengan budaya
dan tradisi Arab dalam tulisan di majalahal-'Urwat al-Wuthqa, kemudian
dikembangkan dan dikenal pula sebagai Pan Islamisme.
Komunitarianisme
Komunitarianisme sebagai
sebuah kelompok yang terkait, namun berbeda filsafatnya,mulai muncul pada akhir
abad ke-20, menentang aspek-aspek dari liberalisme, kapitalisme dansosialisme
sementara menganjurkan fenomena seperti masyarakat sipil. Paham ini
mengalihkanpusat perhatian kepada komunitas dan masyarakat serta menjauhi
individu. Masalah prioritas,entah pada individu atau komunitas seringkali
dampaknya paling terasa dalam masalah-masalahetis yang paling mendesak, seperti
misalnya pemeliharaan kesehatan, aborsi, multikulturalisme,dan hasutan.
Nasionalisme
sebuah ideologi politik yang melibatkan
identifikasi yang kuat dari sekelompok individu dengan entitas politik
didefinisikan dalam konteks nasional, yaitu suatu bangsa. Hal ini biasanya
keyakinan bahwa bangsa memiliki hak untuk bernegara. Dalam gambar 'modernis'
bangsa, itu nasionalisme yang menciptakan identitas nasional [1]. Ada berbagai
definisi untuk apa yang merupakan suatu bangsa, Namun, yang mengarah ke untai
yang berbeda dari nasionalisme. Ini bisa menjadi keyakinan bahwa
kewarganegaraan di negara harus dibatasi pada satu kelompok etnis, budaya atau
identitas, atau multinationality bahwa dalam sebuah negara tunggal selalu harus
terdiri dari hak untuk mengekspresikan dan olahraga identitas nasional bahkan
oleh minoritas. [2]
Hal ini juga dapat mencakup kepercayaan bahwa negara adalah kepentingan utama, atau keyakinan bahwa satu negara secara alami lebih unggul dari semua negara-negara lain [3]. [4] Hal ini juga digunakan untuk menggambarkan sebuah gerakan untuk mendirikan atau melindungi sebuah 'tanah air' (biasanya sebuah negara otonom) untuk sebuah kelompok etnis. Dalam beberapa kasus identifikasi budaya nasional dikombinasikan dengan pandangan negatif terhadap ras lain atau budaya. [5]
Sebaliknya, nasionalisme juga dapat digambarkan sebagai identitas kolektif menuju masyarakat membayangkan yang tidak alami dinyatakan dalam bahasa, ras atau agama melainkan sosial yang dibangun oleh individu yang sangat yang milik sebuah bangsa tertentu [6] Nasionalisme. Kadang-kadang reaksioner, menyerukan kembali ke masa lalu nasional, dan kadang-kadang untuk pengusiran orang asing. Bentuk lain dari nasionalisme yang revolusioner, menyerukan pembentukan sebuah negara merdeka sebagai tanah air untuk kelas bawah etnis.
Nasionalisme menekankan identitas kolektif - 'orang' harus otonom, bersatu, dan mengekspresikan budaya nasional tunggal [7] nasionalisme Integral adalah keyakinan bahwa bangsa adalah unit organik, dengan, kerja sama hirarki sosial antara sosial yang berbeda. kelas dan tujuan politik bersama. Namun, individualisme liberal nasionalis stres sebagai bagian penting dari identitas nasional mereka sendiri. [8]
Hal ini juga dapat mencakup kepercayaan bahwa negara adalah kepentingan utama, atau keyakinan bahwa satu negara secara alami lebih unggul dari semua negara-negara lain [3]. [4] Hal ini juga digunakan untuk menggambarkan sebuah gerakan untuk mendirikan atau melindungi sebuah 'tanah air' (biasanya sebuah negara otonom) untuk sebuah kelompok etnis. Dalam beberapa kasus identifikasi budaya nasional dikombinasikan dengan pandangan negatif terhadap ras lain atau budaya. [5]
Sebaliknya, nasionalisme juga dapat digambarkan sebagai identitas kolektif menuju masyarakat membayangkan yang tidak alami dinyatakan dalam bahasa, ras atau agama melainkan sosial yang dibangun oleh individu yang sangat yang milik sebuah bangsa tertentu [6] Nasionalisme. Kadang-kadang reaksioner, menyerukan kembali ke masa lalu nasional, dan kadang-kadang untuk pengusiran orang asing. Bentuk lain dari nasionalisme yang revolusioner, menyerukan pembentukan sebuah negara merdeka sebagai tanah air untuk kelas bawah etnis.
Nasionalisme menekankan identitas kolektif - 'orang' harus otonom, bersatu, dan mengekspresikan budaya nasional tunggal [7] nasionalisme Integral adalah keyakinan bahwa bangsa adalah unit organik, dengan, kerja sama hirarki sosial antara sosial yang berbeda. kelas dan tujuan politik bersama. Namun, individualisme liberal nasionalis stres sebagai bagian penting dari identitas nasional mereka sendiri. [8]
Bendera nasional, lagu kebangsaan, dan simbol lain dari identitas nasional sering dianggap suci, seolah-olah mereka agama daripada simbol-simbol politik. Emosi Deep terangsang [9]. [10] [11] [12] Gellner dan Breuilly, di Bangsa dan Nasionalisme, kontras nasionalisme dan patriotisme. "Jika 'nasionalisme civic / Barat' 'patriotisme' kata mulia kemudian diganti, nasionalisme sebagai sebuah fenomena sudah tidak ada sejarah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar